Tuesday 8 January 2013

Ngersak Gereta Angin Nyiar-nyiar Indonesia

Share this status
Status update
By EIGER
Eigerian, mengawali tahun 2013 ini kita kembali mendukung program traveling di televisi, yakni '100 Hari Keliling Indonesia' yang akan tayang di Kompas TV pertengahan tahun ini.

Program ini merupakan program dokumenter yang menggali sisi unik dan humanis seluruh pelosok Indonesia. Ramon Y. Tungka yang kita kenal sebagai aktor film layar lebar, dipercayakan untuk menjadi host yang akan melakukan perjalanan dari ujung Barat sampai ujung Timur nusantara kemudian menunjukkan pesonanya ke seluruh masyarakat Indonesia lewat penayangan programnya di Juni mendatang.

Perjalanan akan dimulai dari Jakarta menuju Sumatera, kemudian Kalimantan, lalu berlanjut ke Sulawesi, Papua, Ambon, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Bali, dan kemudian berakhir di Pulau Jawa, tepatnya kembali di Jakarta. Dengan target 100 hari, Ramon dan kru tidak akan menggunakan pesawat komersial, melainkan memanfaatkan transportasi publik darat dan laut yang ada.

EIGER hadir untuk mensupport wardrobe host dan kru, dimulai dari perlengkapan kecil sampai dengan safety gear, dimana penggunaan produk-produk tersebut juga akan memberikan edukasi kepada publik bahwa sebuah perjalanan traveling harus selalu memerlukan gear sebagai kelengkapan kebutuhan dalam menghadapi segala resiko yang pasti terjadi di alam.

"Saya ingin kita lebih bangga foto di depan Jam Gadang daripada di depan Menara Eiffel", ujar sang host, Ramon Y. Tungka. Demikian hebatnya misi yang ia bawa untuk mengangkat dan menunjukkan betapa cantiknya Indonesia untuk kita banggakan.

(administrator)


Thursday 3 January 2013

Kiat Ngembat Tanjakan

Tips dan Trik Bersepeda di Tanjakan

Bersepeda memang sangat menyenangkan, rute dan trek yang kita tempuh tentunya sangat beragam. Trek yang cenderung flat dan turun tentunya tidak memberikan banyak masalah bagi kebanyakan orang, akan tetapi bagaimana ketika kita menemui trek dengan medan tanjakan yang cukup ekstrim.Zona sepeda kali ini memberikan tips dan trik untuk mengatasi kesulitan ketika kita bersepeda pada trak tanjakan (climb).
Persipan fisik yang matang dan kondisi sepeda yang fit tentunya menjadi hal pokok ketika kita bersepeda dimedan atau trek apapun baik flat trek (mendatar), descent (turunan) dan Climb (tanjakan).
Para penggemar Road bike (sepeda balap) tentunya bersepeda dijalan aspal yang cenderung halus, tidak menuntup kemungkinan para rider MTB juga bersepeda dijalan aspal untuk Cross Country atau keseharian dalam bersepeda baik untuk bekerja, sekolah ataupun sekedar berolahraga (fitness).
Medan aspal lebih cenderung digemari para roadbiker sedangkan medan offroad lebih cenderung untuk rider MTB, tips dan trik apakah yang tepat mengatasi medan tanjakan (climb) baik untuk road biker ataupun rider MTB.

Penyesuaian suspensi, teknik shifting (gigi transmisi), posisi ketinggian seatpost dan posi badan sangat menentukan kenyamanan kita ketika melibas tanjakan.

Penyesuaian Suspensi
 Tips ini untuk para rider MTB terutama cross country (XC) baik untuk medan aspal maupun offroad ringan. Ketika menghadapi tanjakan usahakan kunci (lock) suspensi depan anda agar tidak bekerja naik – turun.Tips ini dengan tujuan ketika menanjak dan anda berdiri diatas sadel (sadle) untuk melakukan kayuhan pedal yang kuat, energi dan tenaga anda tidak terbuang percuma karena suspensi depan yang naik turun.Suspensi yang static membuat energi ketika kita mengayuh sepeda dengan berdiri benar-benar tersalurkan secara menyeluruh pada crank.
Untuk sepeda MTB yang tidak mempunyai sistem lock, sebaiknya rider tidak dalam posisi berdiri ketika mengayuh pada tanjakan.Untuk roadbiker penyesuaian suspensi tidak perlu karena fork depan sepeda balap sudah static.

Teknik Shifting
 Tips ini berlaku untuk rider MTB maupun Roadbiker, shifting atau yang lebih dikenal dengan pemindahan gigi transmisi tentunya sudah akrab bagi anda penggemar olah raga sepeda. Shifter biasnya terletak pada handle bar (stang kemudi) sepeda kita. Shifter adalah perangkat yang terhubung dengan FD (front deraileur) dan RD (rear derailleur), FD dan RD inilah yang bertugas memidahkan gigi (chainrings) baik depan maupun belakang.Shifting yang benar pada saat tanjakan tentunya akan memberikan kenyamanan tersendiri bagi rider.Untuk rider yang mempunyai power (tenaga) dan otot kaki yang kuat, tidak menjadi masalah menggunakan Chainring (gir) depan paling besar dan gir belakang paling kecil,  karena shifting dengan model ini akan memberikan akselari maksimum pada saat kita menganyuh sepeda.
Untuk rider pemula shifting dengan menggunakan chainring (gir) depan paling kecil  dan belakang paling besar, memberikan kenyamanan ketika mengayuh pedal. Konsekuensi teknik shifting seperti ini, sepeda berjalan pelan. Tips untuk teknik ini usakan untuk tidak berdiri diatas sadel akan tetapi percepat putaran kayuhan pedal rider.
Dengan berlatih dan kebiasaan bersepeda, kita akan menemukan sendiri kemampuan otot kaki kita ketika menghadapi medan tanjakan, semakin sering bersepeda dan berlatih ditanjakan rider dapat mengukur shifting pada gir berapa yang tepat untuk menghadapi climb trek.

Posisi ketinggian Seatpost dan Sadel (sadle)
 Seatpost (dudukan sadel) tentunya tidak terpisahkan dengan sadel (tempat duduk rider). Energi dan tenaga rider ketika melewati trek menanjak (climb) banyak terkuras. Tips untuk pengaturan seatpost ketika melewati tanjakan adalahusakan seatpost pada posisi maksimum kayuhan rider.
Ukur panjang kaki rider dengan meteran dengan tujuan memperoleh hasil yang akurat, tarik meteran dari telapak kaki hingga pangkal selangka. Kemudian ukur panjang Crank leght (lengan crank), misal panjang kaki 75cm dan crank lengt 25cm total adalah 95cm.Tarik keatas meteran dari poros BB (Buttom Bracket) hingga sadle, sesuaikan ketinggian sadle dengan ukuran yang sudah anda peroleh. Ukuran tersebut merupakan titik maksimum ketika kaki kita mengayuh sepeda.
Jika terasa kurang nyaman kurangi ketinggian seatpost, tetap diingat bahwa posisi kaki haruslah hampir lurus ketika anda naik diatas sadle dan telapak kaki dipedal arah pedal jam enam (180 derajat).Tips pengaturan ketinggian seatpost tersebut bertujuan agar energi dan tenaga rider ketika menganyuh diatas sadle tidak terbuang percuma.

Posisi Rider (Berdiri dan Duduk)
 Standing Up (berdiri)
 Kelebihan :- Otot kaki bekerja maksimal dan menyeluruh, tekanan tidak hanya pada satu otot.- Diperlukan power yang besar, sehingga akselerasi pada saat tanjakan menjadi lebih mudah.Kekurangan :- Rider menggunakan lebih banyak energi, karena kaki menopang berat tubuh secara keseluruhan.- Posisi berdiri ketika menanjak mengakibatkan rider tidak bisa berjalan pelan karena cenderung melakukan akselerasi cepat.
Sitting Down (Duduk)
Kelebihan :- Posisi rider duduk diatas sadel tentunya membuat badan terasa lebih rileks (santai), karena energy tidak terkuras berlebih.- Beban tubuh bertumpu pada sepeda bukan pada kaki, otomatis energy yang anda punya lebih hemat.- Rider dapat mengatur ritme bersepeda, baik untuk akselerasi cepat maupun perlahan.Kekurangan :- Rider dapat merasakan sakit yang berulang-ulang pada satu otot ketika trek tanjakan.
Pada dasarnya posisi duduk ketika bersepeda di medan tanjakan lebih baik dibandingkan ketika kita berdiri, energi yang kita keluarkan lebih sedikit dibandingkan posisi berdiri (standing-up).
Ketika rider melewati tanjakan yang tinggi, rider dapat mengkombinasikan 2 metode tersebut.Posisi berdiri yang singkat ketika tanjakan tajam dapat menaikan ritme kayuhan sepeda kita.Fokuskan posisi berdiri kita ketika mengayuh pada putaran crank, tips ini dapat menjaga tubuh tetap santai.
Kondisi sepeda yang prima juga sangat menentukan kesukseskan kita ketika melibas trek tanjakan. Berikan pelumas pada bagian pedal dan crankset.
Untuk roadbiker posiskan lengan tangan pada handle bar bagian atas dan usahankan lengan tangan tetap pada posisi santai.

LINK: http://www.zonasepeda.com/artikel/tips-dan-trik-bersepeda-di-tanjakan.html

Gobar, Gowes Eksotik Baduy #2

Gowes Eksotik Baduy #2
 Eddy Susilo12 Maret 2012, 07:497 komentar di Kategori: Umum
Bikepacker:
Gowes Eksotik Baduy #2

Dalam perjalanan gowes ke Baduy kali ini, saya sengaja menggandeng salah satu ikon community dimana para pesepeda jauh biasa berkumpul dan share bersama-sama, yaitu Bikepacker Indonesia. Alasan untuk menjalin kemitraan ini bukan atas dasar untuk sponsorship tapi lebih mengarah kepada kompetensi. Karena Bikepacker Indonesia memiliki kompetensi tempat berkumpulnya orang-orang yang memang memiliki ketertarikan dan hobi yang sama tentang semangat petualangan bersepeda jarak jauh dengan menikmati keindahan alam Indonesia, mengenal lebih dalam budaya daerah sambil menikmati kuliner khas daerah tersebut.

Perjalanan bersepeda kali ini kita akan ke Baduy, bila dari CitraRaya kita akan mengarah ke arah barat dengan jarak tempuh kurang 95 kilo meter. Persajalan bersepeda ini sudah yang kedua kalinya. Perjalanan yang pertama pada 29-30 Oktober 2011 sukses diikuti 26 orang dari berbagai komunitas pesepeda. Perjalanan bersepeda yang kedua ke Baduy kali ini semoga dapat melibatkan orang-orang dari berbagai komunitas baik di Jakarta dan di Tangerang.

Suku Baduy adalah salah satu suku pedalaman terasing di wilayah Banten. saat ini Baduy terbagi menjadi dua kelompok yang saling melengkapi, Baduy Dalam dan Baduy Luar.

Kelompok yang dikenal sebagai Kanekes Dalam(baduy dalam), yang paling ketat mengikuti adat, yaitu warga yang tinggal di kampung: Cibeo, Cikertawana, dan Cikeusik.
Ciri khas orang Kanekes dalam(baduy dalam) adalah pakainnya berwarna putih alami dan biru tua serta memakai ikat kepala putih. Warga Kanekes dalam (Baduy Dalam) masih memegang teguh adat istiadat nenek moyang mereka. antara lain :
* tidak diperkenankan menggunakan kendaraan untuk sarana transpostasi
* tidak diperkenankan menggunakan alas kaki.
* pintu rumah harus menghadap ke utara/selatan
* larangan menggunakan alat elektronik
* menggunakan kain berwarna hitam/putih sebagai pakaian yang di tenun dan dijahit sendiri serta tidak diperbolehkan menggunakan pakaian modern.

Kelompok kedua adalah yang disebut Kanekes Luar(Baduy Luar) adalah mereka yang tinggal di berbagai kampung yang tersebar mengelilingi wilayah Kanekes dalam, seperti cikadu, gajeboh, cisagu dan lain sebagainya.
Ciri khas kanekes luar(baduy luar) mengenakan pakaian dan ikat kepala berwarna hitam, Kanekes Luar (Baduy Luar) merupakan orang-orang yang telah keluar dari adat wilayah Kanekes Dalam (Baduy Dalam).
Untuk mencari info lebih dalam lihat disini : http://id.wikipedia.org/wiki/Orang_Kanekes , http://sukubaduy.wordpress.com/

Karena tidak memungkinkan untuk masuk ke Kanekes Dalam (Baduy Dalam), maka gowes ke Baduy ini hanya sampai di Baduy Luar. Baduy Lur masih menarik untuk di kunjungi karena masarakat Baduy Luar ternyata sampai saat ini masih berusaha bertahan dalam derasnya gempuran arus modernisasi.
Ada satu kampung di kanekes luar(baduy luar) yaitu kampung Gajebo, di Gajebo ini kita bisa menyaksikan para wanita Baduy menenun selendang khas Baduy, selain itu ada jembatan bambu sepanjang 15 meter dengan tinggi 5 meter, yang cukup menantang.

Baduy Luar hanya tujuan, tantangannya sendiri adalah full gowes CitraRaya - Baduy(Cibolegar)-CitraRaya

Start dari citra raya jam 6.30, mohon tepat waktu.
Titik kumpul : Ciffest Citra Raya / KFC Citra raya, dari gerbang Citra Raya sebelah kanan, tidak jauh dari gerbang Citra Raya.
Waktu kumpul : 6.00 wib

Regrouping saat pergi : Cipanas.
Regrouping saat pulang : Rangkasbitung

Rute pergi : 83,4km
Citra Raya – Tenjo – Jasinga – Cipanas – Muncang – Leuwi Damar – Ciboleger

Link Peta Berangkat :
http://maps.google.co.id/maps?f=d&source=s_d&saddr=Jalan+Citra+Raya+Bule
var,+Cikupa,+Banten&daddr=-6.2446066,106.5134229+to:-6.2354858,106.5003758+t
o:Jalan+Muncang+-+Ciboleger&geocode=FV3soP8dG2RZBikXFuuETQdCLjGbTDG_eDTdeA;F
QK3oP8dDkRZBimzE3MFQQdCLjFw8BvfbFcBEw;FaPaoP8dFxFZBil31eYiMAdCLjERBeLebFcBEw;FUt
8m_8d4tlUBg&aq=4&sll=-6.587663,106.231699&sspn=0.022765,0.038581&
;vpsrc=6&hl=id&mra=dme&mrsp=3&sz=15&via=1,2&ie=UTF8&
ll=-6.485378,106.479836&spn=0.0910


Rute pulang : 86,5km
Ciboleger – Leuwi Damar – Muncang - Cimarga – Rangkasbitung – Maja – Tenjo – Cisoka – Citraraya

Link Peta Pulang :
http://maps.google.co.id/maps?f=d&source=s_d&saddr=Jalan+Muncang+-+Cibol
eger,+Leuwidamar,+Banten&daddr=-6.4389599,106.2223214+to:Jalan+Cisoka+-+Tiga
+Raksa+to:Jalan+Kyai+Haji+Syech+Nawawi+to:-6.2382911,106.4976242+to:-6.2350888,1
06.5008889+to:-6.23981,106.50792+to:-6.24467,106.51743+to:Citra+Raya,+Jalan+Citr
a+Raya+Bulevar,+Cikupa,+Banten&hl=id&geocode=FYHUm_8d2x5VBikBJATYUGlCLjE
sSOhoo4H24Q;FdG_nf8d8dJUBimRChspWRRCLjExHW3L8egBEw;FQRwoP8dnPFXBg;FYbPoP8d_vdYBg
;Fa3PoP8dWAZZBilXaid-JQdCLjFwl-DebFcBEw;FTDcoP8dGBNZBil31eYiMAdCLjEQBeLebFcBEw;F
b7JoP8dkC5ZBikxreokOAdCLjERKeHebFcBEw;FcK2oP8dtlNZBikpcD7XQwdCLjEg7hvfbFcBEw;Ffj
soP8dN2NZBiEpj7EQWnj_Ng&aq=0&sll=-6.238173,106.507344&sspn=0.02261,0
.042272&vpsrc=6&mra=dvme&mrsp=4&sz=15&via=1,4,5,6,7&ie=U
TF8&ll=-6.372624,106.318474&spn=0.180837,0.338173&t=m&z=12&d
irflg=d


Ketentuan:

1. Usahakan memakai rack dan panier
2. Tidak ada evakuasi, tidak ada kendaraan logistik juga tidak ada ambulance.
3. Peserta gowes harus sudah pernah bersepeda sejauh 110km atau pernah menempuh sejauh 9 jam lebih.
4. Kontur jalan ke baduy, 30% flat 70% tanjakan mengayun turun naik. 50% aspal bagus, 50% aspal jelek.
5. Jalur rekomen dilewati dengan mtb ban semi slick.
6. Hawa sepanjang perjalanan cukup panas.
7. Penginapan yang ada cukup sederhana dengan makanan yang juga sederhana. di sana banyak nyamuk silahkan bawa autan atau yang lainnya.
8. Sepeda harus dalam kondisi ok dan kuat menahan beban bawaan dan bobot anda.
9. Kondisi badan harus dalam keadaan sehat dengan mental pantang menyerah.
10. P3K yang disediakan alakadarnya. lebih baik persiapan sendiri.
11. Level turing di kategorikan intermediate.

Note:
- Gowes ini betul2 sangat mandiri, dalam arti semua sangat tergantung dengan kesiapan Anda. Bilamana Om siap fisik lahir dan batin itu sangat membantu perjalanan ini, namun juga harus ditopang dengan kesiapan sepeda Om untuk dipacu dalam perjalanan ke tempat tujuan.
- Perjalanan ini kami tidak mengadakan evakuasi. Jika dalam perjalanan Om mengalami kendala yang memungkinkan tidak bisa melanjutkan ke tempat tujuan, kami akan menyarankan Om untuk berbalik/dihentikan perjalanan tsb.
- Dalam perjalanan usahakan selalu bergembira, dan jangan lupa harus serius pula, karena medan yang ditempuh juga cukup lumayan tanjakannya. Tanjakan mulai dari Cipanas terus menuju Ciboleger.
- Panitia juga menyediakan mekanik (maaf masih belajar), sepanjang kerusakannya kecil2an mah gampang diperbaiki. Tapi klu sudah frame Arm patah mah sebaiknya ya evakuasi angkot he...
- Usahakan membawa uang, disamping untuk makan juga untuk belanja survernir disana, biar menghidupi pengrajin disana.
- Saling menjaga kebersamaan, saling menjaga kebersihan
- Usahakan memakai rack dan panier, jangan memakai backpack, nanti bongkok Om. Dengan panier, om bisa memperkirakan apa saja yang bisa dibawa:

1. Sleeping bag, klu tidak ada sarung ok saja
2. Matras, karena di penginapan ngga ada kasur bo,
3. Perlatan mandi
4. Perlengkapan obat-obatan mandiri
5. Peralatan sepeda, serta ban serep
5. Jacket
6. Jas hujan
7. Cemilan: coklat, keju, oreo dll
8. dll

Team :
RC : Eddy Susilo hp 08161340103
Navigasi: Dwi Prija Utama
Mekanik : Jack Learn to Prasojo
Sweeper : Jack Learn to Prasojo hp 085714922650
Photografi : All Participant

Biaya menginap 1 malam plus 2x makan : sekitar 50rb/orang, belum termasuk biaya lain2. Total biaya akan di tanggung renteng secara bersama.